Sebuah Kisah Nyata: Kerana Tak Setia Pada Istri, Pria Ini Dapat Balasan Mengerikan di Tanah Suci
Kamis, 24 Januari 2019
Edit
Ibu Wahidah menceritakan kisah pahitnya di masa muda yg acapkali disakiti suaminya. Sebut saja Ahmad namanya.
Suami berdasarkan bunda yang kini berusia 54 tahun ini pernah bermain mata menggunakan perempuan lain. Menurut Bu Wahidah sudah terhitung berapa kali dirinya disakiti menggunakan perbuatan suaminya itu.

Tetapi demikian, Bu Wahidah tetap berusaha tabah dan menerima atas keadaan yang menimpanya. Dirinya bukan tidak mampu membalas perbuatan suaminya itu memakai menggugat cerai.
Tetapi ibu yang sekarang tinggal pada keliru satu kota dalam Karawang ini ingat pesan yg disampaikan kiainya dalam kampung.
“Kalau kamu tetap bersabar waktu suami menyakitimu, maka surga bagi ke 2 orangtuamu,” ungkap mak yang akrab disapa Waedah menirukan ucapan kiainya.
Bertahun-tahun dia disakiti suaminya, tetapi kesabarannya permanen tertata tidak goyah. Selain itu, Bu Wahidah jua ingat kebaikan suaminya yang pernah sabar merawatnya saat dirinya terjangkit penyakit yg relatif parah.
Justru selesainya Bu Wahidah sembuh dari sakitnya, suaminya mulai menunjukkan gelagat main wanita .
Singkat cerita, Bu Wahidah & suaminya menerima kesempatan menunaikan ibadah haji bersama pada tahun 2006. Saat itu, dari Bu Wahidah, suaminya masih genit menggunakan perempuan lain. Bahkan dirinya seringkali ditinggal pada loka tinggal sendirian.
“Saya pula resah, sudah mau berangkat haji kok sikapnya belum berubah-ubah. Nanti jangan-jangan hajinya enggak diterima,” kata Bu Wahidah.
Tetapi Bu Wahidah berharap supaya setelah pergi menurut haji nanti suaminya akan berubah total dan perhatian dalam dirinya. Saat beribadah, Bu Wahidah tiada hentinya memohon hal itu di setiap doanya.
Saat beribadah pada tanah suci itu, suami Bu Wahidah sering tertinggal dari jemaah & menyasar seakan kehilangan istrinya. Padahal ketika itu Bu Wahidah sudah berkumpul beserta rombongan jemaah lainnya yang berangkat bersama mereka.
Menurut Bu Wahidah, suaminya mengalami hal aneh itu terjadi berulangkali, bukan hanya satu kali saja.
Dalam hati, Bu Wahidah pun bergumam, “Mungkin itu balasan berdasarkan Allah atas perbuatannya yg seringkali meninggalkan saya sendirian waktu dalam kampung.”
Tetapi Bu Wahidah hanya menyimpannya di pada hati, nir disampaikan kepada siapa pun pada ketika itu.
Setelah tiga kali seakan kehilangan istrinya pada tanah kudus itu, Pak Ahmad pun menyadari perbuatannya yg seringkali menyakiti istrinya waktu masih berada dalam tanah air.
Lantaran itu, sambil menangis, Pak Ahmad pun meminta maaf dalam istrinya, Bu Wahidah, berkali-kali.
“Nah, sehabis peristiwa dalam tanah suci itu, suami aku telah nir lagi main perempuan . Dia sadar terhadap perbuatannya,” pungkas Bu Wahidah.
Sumber: jadzab.Com
Suami berdasarkan bunda yang kini berusia 54 tahun ini pernah bermain mata menggunakan perempuan lain. Menurut Bu Wahidah sudah terhitung berapa kali dirinya disakiti menggunakan perbuatan suaminya itu.

Tetapi demikian, Bu Wahidah tetap berusaha tabah dan menerima atas keadaan yang menimpanya. Dirinya bukan tidak mampu membalas perbuatan suaminya itu memakai menggugat cerai.
Tetapi ibu yang sekarang tinggal pada keliru satu kota dalam Karawang ini ingat pesan yg disampaikan kiainya dalam kampung.
“Kalau kamu tetap bersabar waktu suami menyakitimu, maka surga bagi ke 2 orangtuamu,” ungkap mak yang akrab disapa Waedah menirukan ucapan kiainya.
Bertahun-tahun dia disakiti suaminya, tetapi kesabarannya permanen tertata tidak goyah. Selain itu, Bu Wahidah jua ingat kebaikan suaminya yang pernah sabar merawatnya saat dirinya terjangkit penyakit yg relatif parah.
Justru selesainya Bu Wahidah sembuh dari sakitnya, suaminya mulai menunjukkan gelagat main wanita .
Singkat cerita, Bu Wahidah & suaminya menerima kesempatan menunaikan ibadah haji bersama pada tahun 2006. Saat itu, dari Bu Wahidah, suaminya masih genit menggunakan perempuan lain. Bahkan dirinya seringkali ditinggal pada loka tinggal sendirian.
“Saya pula resah, sudah mau berangkat haji kok sikapnya belum berubah-ubah. Nanti jangan-jangan hajinya enggak diterima,” kata Bu Wahidah.
Tetapi Bu Wahidah berharap supaya setelah pergi menurut haji nanti suaminya akan berubah total dan perhatian dalam dirinya. Saat beribadah, Bu Wahidah tiada hentinya memohon hal itu di setiap doanya.
Saat beribadah pada tanah suci itu, suami Bu Wahidah sering tertinggal dari jemaah & menyasar seakan kehilangan istrinya. Padahal ketika itu Bu Wahidah sudah berkumpul beserta rombongan jemaah lainnya yang berangkat bersama mereka.
Menurut Bu Wahidah, suaminya mengalami hal aneh itu terjadi berulangkali, bukan hanya satu kali saja.
Dalam hati, Bu Wahidah pun bergumam, “Mungkin itu balasan berdasarkan Allah atas perbuatannya yg seringkali meninggalkan saya sendirian waktu dalam kampung.”
Tetapi Bu Wahidah hanya menyimpannya di pada hati, nir disampaikan kepada siapa pun pada ketika itu.
Setelah tiga kali seakan kehilangan istrinya pada tanah kudus itu, Pak Ahmad pun menyadari perbuatannya yg seringkali menyakiti istrinya waktu masih berada dalam tanah air.
Lantaran itu, sambil menangis, Pak Ahmad pun meminta maaf dalam istrinya, Bu Wahidah, berkali-kali.
“Nah, sehabis peristiwa dalam tanah suci itu, suami aku telah nir lagi main perempuan . Dia sadar terhadap perbuatannya,” pungkas Bu Wahidah.
Sumber: jadzab.Com