Ini Keutamaan Istri yang Minta 'Anu' Duluan
Sabtu, 06 Juli 2019
Edit
Restu atau ridho suami bagi seorang istri mempunyai arti yang sangat besar .
Restu suami atas istri memperlihatkan bakti & khidmat oleh istri terhadap suaminya dalam bentuk konduite keseharian yang tentunya pada batas-batas kewajaran & proporsional.
Khidmat dan bakti seorang istri yang diwujudkan dalam konduite keseharian dan hubungan tempat tinggal tangga yg baik bisa menuai output yg paripurna pada hari kiamat kelak sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
وعن أم سلمة رضي الله عنها، قالت قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم أيما امرأة ماتت، وزوجها عنها راض دخلت الجنة رواه الترمذي، وقال حديث حسن
Related
Berumah Tangga Merupakan Sarana Untuk Meningkatkan & Menyempurnakan Amaliah Ibadah Kepada Allah SWT
Adab dan Cara Berhubungan Intim (Jima) yang Baik Menurut Islam
Nikahi Mahasiswi Cantik Bermahar Rp 1,4 Miliar, Namun Masih Saja Diselingkuhi
Artinya, “Dari Ummu Salamah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW, ‘Perempuan mana saja yg mati dunia, sedangkan suaminya bersikap ridha atasnya, niscaya ia masuk nirwana,’” (HR At-Tirmidzi).
Rasulullah SAW menyebut arti penting khidmat dan bakti istri atas suami.
Seorang perempuan nir hanya dituntut buat mencari ridha Allah, namun juga restu suaminya.
Seorang perempuan mesti bersikap salehah secara ritual, tetapi juga baik secara konduite pada menjalani hubungan rumah tangga.
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ...والذي نفس محمد بيده لا تؤدي المرأة حق ربها حتى تؤدي حق زوجها
Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘… Demi Allah, Zat yang memegang jiwa Muhammad, seorang wanita belum memenuhi kewajiban Tuhannya sampai ia memenuhi kewajiban terhadap suaminya,’” (HR Ibnu Majah).
Meski seorang istri wajib berkhidmat, berbakti, dan melayani suaminya, seseorang suami tidak mampu bersikap sewenang-wenang.
Seorang suami tidak boleh mengeksploitasi istrinya atas nama kewajiban khidmat dan bakti yg diharuskan sang Islam.
Batasan-batasan khidmat dan bakti lebih lanjut sudah diatur dalam buku fiqih yang perlu diketahui sang pasangan suami dan istri supaya satu sama lain nir melanggar batasan tadi.
Sama halnya pada hubungan seksual. Pasangan suami & istri juga dituntut buat saling menjaga interaksi baik.
Keduanya nir boleh memaksakan kehendak dalam hal ini karena interaksi seksual pasangan suami & istri bukan sekadar dilema syahwat belaka, namun pula berkaitan menggunakan kesiapan fisik dan mental.
Adapun seorang wanita yg menyiapkan diri terlebih dahulu dalam perkara interaksi seksual akan mendapat kemurahan Allah yang sangat akbar.
Rasulullah SAW pernah berpesan kepada putrinya, Siti Fathimah RA, bahwa inisiatif seorang istri dengan senang hati buat berhubungan seksual mempunyai ganjaran akbar berdasarkan Allah SWT.
ﻭﺃﻳﻤﺎ ﺍﻣﺮﺃﺓٍ ﻓﺮﺷﺖ ﻟﺰﻭﺟﻬﺎ ﺑﻄﻴﺐ ﻧﻔس ﻧﺎﺩﺍﻫﺎ ﻣناد ﻣﻦ ﺍﻟسماء اﺴﺘقبلي ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻓﻘﺪ ﻏﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻚ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺫﻧﺒﻚ ﻭﻣﺎ ﺗﺄﺧﺮ
Artinya, “Wahai Fatimah, Tiada seseorang perempuan yang ‘menyiapkan’ diri buat suaminya menggunakan bahagia hati kecuali seorang (malaikat) menyeru menurut langit: ‘Mulailah beraksi!’ niscaya Allah mengampuni dosamu yg sudah kemudian & yang terkemudian,’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Uqudul Lujain fi Bayani Huquqiz Zaujain, [Semarang, Thaha Putra: tanpa catatan tahun], page 13).
Hubungan badan suami & istri memerlukan kesiapan fisik dan mental.
Oleh karenanya, keduanya perlu memerhatikan kesiapan fisik & mental satu sama lain agar interaksi tersebut berlangsung dalam suasana riang & gembira, tanpa tekanan batin. Wallahu a’lam.
Sumber: nu.Or.Id
Restu suami atas istri memperlihatkan bakti & khidmat oleh istri terhadap suaminya dalam bentuk konduite keseharian yang tentunya pada batas-batas kewajaran & proporsional.

وعن أم سلمة رضي الله عنها، قالت قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم أيما امرأة ماتت، وزوجها عنها راض دخلت الجنة رواه الترمذي، وقال حديث حسن
Related
Berumah Tangga Merupakan Sarana Untuk Meningkatkan & Menyempurnakan Amaliah Ibadah Kepada Allah SWT
Adab dan Cara Berhubungan Intim (Jima) yang Baik Menurut Islam
Nikahi Mahasiswi Cantik Bermahar Rp 1,4 Miliar, Namun Masih Saja Diselingkuhi
Artinya, “Dari Ummu Salamah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW, ‘Perempuan mana saja yg mati dunia, sedangkan suaminya bersikap ridha atasnya, niscaya ia masuk nirwana,’” (HR At-Tirmidzi).
Rasulullah SAW menyebut arti penting khidmat dan bakti istri atas suami.
Seorang perempuan nir hanya dituntut buat mencari ridha Allah, namun juga restu suaminya.
Seorang perempuan mesti bersikap salehah secara ritual, tetapi juga baik secara konduite pada menjalani hubungan rumah tangga.
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ...والذي نفس محمد بيده لا تؤدي المرأة حق ربها حتى تؤدي حق زوجها
Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘… Demi Allah, Zat yang memegang jiwa Muhammad, seorang wanita belum memenuhi kewajiban Tuhannya sampai ia memenuhi kewajiban terhadap suaminya,’” (HR Ibnu Majah).
Meski seorang istri wajib berkhidmat, berbakti, dan melayani suaminya, seseorang suami tidak mampu bersikap sewenang-wenang.
Seorang suami tidak boleh mengeksploitasi istrinya atas nama kewajiban khidmat dan bakti yg diharuskan sang Islam.
Batasan-batasan khidmat dan bakti lebih lanjut sudah diatur dalam buku fiqih yang perlu diketahui sang pasangan suami dan istri supaya satu sama lain nir melanggar batasan tadi.
Sama halnya pada hubungan seksual. Pasangan suami & istri juga dituntut buat saling menjaga interaksi baik.
Keduanya nir boleh memaksakan kehendak dalam hal ini karena interaksi seksual pasangan suami & istri bukan sekadar dilema syahwat belaka, namun pula berkaitan menggunakan kesiapan fisik dan mental.
Adapun seorang wanita yg menyiapkan diri terlebih dahulu dalam perkara interaksi seksual akan mendapat kemurahan Allah yang sangat akbar.
Rasulullah SAW pernah berpesan kepada putrinya, Siti Fathimah RA, bahwa inisiatif seorang istri dengan senang hati buat berhubungan seksual mempunyai ganjaran akbar berdasarkan Allah SWT.
ﻭﺃﻳﻤﺎ ﺍﻣﺮﺃﺓٍ ﻓﺮﺷﺖ ﻟﺰﻭﺟﻬﺎ ﺑﻄﻴﺐ ﻧﻔس ﻧﺎﺩﺍﻫﺎ ﻣناد ﻣﻦ ﺍﻟسماء اﺴﺘقبلي ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻓﻘﺪ ﻏﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻚ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺫﻧﺒﻚ ﻭﻣﺎ ﺗﺄﺧﺮ
Artinya, “Wahai Fatimah, Tiada seseorang perempuan yang ‘menyiapkan’ diri buat suaminya menggunakan bahagia hati kecuali seorang (malaikat) menyeru menurut langit: ‘Mulailah beraksi!’ niscaya Allah mengampuni dosamu yg sudah kemudian & yang terkemudian,’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Uqudul Lujain fi Bayani Huquqiz Zaujain, [Semarang, Thaha Putra: tanpa catatan tahun], page 13).
Hubungan badan suami & istri memerlukan kesiapan fisik dan mental.
Oleh karenanya, keduanya perlu memerhatikan kesiapan fisik & mental satu sama lain agar interaksi tersebut berlangsung dalam suasana riang & gembira, tanpa tekanan batin. Wallahu a’lam.
Sumber: nu.Or.Id