Masya Allah, Ternyata Air Ini lebih Mulia Dibanding Dengan Air Zam-zam, Kenapa ?
Selasa, 22 Januari 2019
Edit
Pertanyaan:
Mohon dijelaskan sisi kemuliaan zam-zam.. Bagaimana dengan air hujan yg poly dipuji pada al-Quran?
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Secara umum, air adalah zat yang sangat bermanfaat bagi makhluk lainnya. Allah jadikan air sebagai sebab kehidupan segala makhluk. Allah berfirman,
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
“Dan berdasarkan air Kami jadikan segala sesuatu yang hayati. Maka mengapakah mereka tiada pula beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30)
Ibnu Katsir mengungkapkan ayat ini dengan menyampaikan,
أي: أصل كل الأحياء منه
“Maksudnya asal segala yang hayati itu berdasarkan air.” (Tafsir Ibnu katsir, 5/339).
Lantaran nilai manfaat & asalnya tidak sinkron beda, maka nilai keutamaan air pula berbeda-beda.
Zam-zam mempunyai nilai keutamaan yg akbar. Keterangan selengkapnya tentang keutamaan zam-zam, mampu dipelajari pada artikel:
Hanya saja, sebagian ulama menjelaskan bahwa air itu nilai keutamannya bertingkat. Banyak ulama Hanafiyah dan Syafiiyah yang menciptakan urutan tingkat keutamaan beberapa jenis air.
Mereka mengungkapkan, air yang paling afdhal merupakan air yang pernah keluar berdasarkan jari-jari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian air zam-zam, lalu air telaga Kautsar, lalu air sungai Nil, kemudian air menurut sungai lainnya.
As-Subki – ulama Syafiiyah – menciptakan syair yg menyimpulkan mengenai urutan nilai kemuliaan air,
وأفضل المياه ماء قد نبع *** من بين أصبع النبي المتبع
يليه ماء زمزم فالكوثر *** فنيل مصر ثم باقي الأنهر
Air yg paling afdhal merupakan air yang keluar menurut jari-jari Nabi oleh panutan shallallahu ‘alaihi wa sallam..
Kemudian air zam-zam, lalu al-Kautsar, lalu air sungai Nil, kemudian air sungai lainnya. (I’anah at-Thalibin, dua/316).
Menurut al-Bulqini, al-Haitami, dan para ulama Syafiiyah lainnya, air Zam-zam lebih afdal menurut air telaga al-Kautsar karena air itulah yang dipilih sang Malaikat Jibril buat menyucikan hati Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam di malam Isra & Mikraj.
Mengenai karamah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mampu mengeluarkkan air berdasarkan tangan dia, disebutkan pada hadis menurut Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, dia menceritakan,
“Para teman pada insiden perang Hudaibiyah mengalami kehausan. Ketika itu pada hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat wadah berisi air, dia pun berwudhu. Para sahabat menghampiri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan paras-wajah yang tampak kesusahan & kesedihan.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Ada apa dengan kalian?’
‘Wahai Rasulullah, Kami tidak mempunyai air buat berwudhu, nir pula untuk minum selain air yg ada pada hadapanmu.’ Jawab kami.
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan tangan dia ke dalam bejana, seketika itu air memancar deras dari sela-sela jari jemari dia seperti mata air, kami segera minum & berwudhu dengan air itu.”
Jabir ditanya, “Berapa jumlah sahabat waktu itu?” Jabir menjawab, “Seandainya jumlah kami seratus ribu, pasti air itu mencukupi kami. Ketika itu jumlah kami seribu 5 ratus orang.” (HR. Bukhari)
Kesimpulan yg ingin kami sampaikan, bahwa terdapat air yang lebih mulia dibandingkan zam-zam, yaitu air yg keluar berdasarkan jemari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Demikian…
Allahu a’lam.
Sumber: konsultasisyariah.Com
Mohon dijelaskan sisi kemuliaan zam-zam.. Bagaimana dengan air hujan yg poly dipuji pada al-Quran?
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Secara umum, air adalah zat yang sangat bermanfaat bagi makhluk lainnya. Allah jadikan air sebagai sebab kehidupan segala makhluk. Allah berfirman,
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
“Dan berdasarkan air Kami jadikan segala sesuatu yang hayati. Maka mengapakah mereka tiada pula beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30)
Ibnu Katsir mengungkapkan ayat ini dengan menyampaikan,
أي: أصل كل الأحياء منه
“Maksudnya asal segala yang hayati itu berdasarkan air.” (Tafsir Ibnu katsir, 5/339).
Lantaran nilai manfaat & asalnya tidak sinkron beda, maka nilai keutamaan air pula berbeda-beda.
Zam-zam mempunyai nilai keutamaan yg akbar. Keterangan selengkapnya tentang keutamaan zam-zam, mampu dipelajari pada artikel:
Hanya saja, sebagian ulama menjelaskan bahwa air itu nilai keutamannya bertingkat. Banyak ulama Hanafiyah dan Syafiiyah yang menciptakan urutan tingkat keutamaan beberapa jenis air.
Mereka mengungkapkan, air yang paling afdhal merupakan air yang pernah keluar berdasarkan jari-jari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian air zam-zam, lalu air telaga Kautsar, lalu air sungai Nil, kemudian air menurut sungai lainnya.
As-Subki – ulama Syafiiyah – menciptakan syair yg menyimpulkan mengenai urutan nilai kemuliaan air,
وأفضل المياه ماء قد نبع *** من بين أصبع النبي المتبع
يليه ماء زمزم فالكوثر *** فنيل مصر ثم باقي الأنهر
Air yg paling afdhal merupakan air yang keluar menurut jari-jari Nabi oleh panutan shallallahu ‘alaihi wa sallam..
Kemudian air zam-zam, lalu al-Kautsar, lalu air sungai Nil, kemudian air sungai lainnya. (I’anah at-Thalibin, dua/316).
Menurut al-Bulqini, al-Haitami, dan para ulama Syafiiyah lainnya, air Zam-zam lebih afdal menurut air telaga al-Kautsar karena air itulah yang dipilih sang Malaikat Jibril buat menyucikan hati Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam di malam Isra & Mikraj.
Mengenai karamah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mampu mengeluarkkan air berdasarkan tangan dia, disebutkan pada hadis menurut Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, dia menceritakan,
“Para teman pada insiden perang Hudaibiyah mengalami kehausan. Ketika itu pada hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat wadah berisi air, dia pun berwudhu. Para sahabat menghampiri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan paras-wajah yang tampak kesusahan & kesedihan.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Ada apa dengan kalian?’
‘Wahai Rasulullah, Kami tidak mempunyai air buat berwudhu, nir pula untuk minum selain air yg ada pada hadapanmu.’ Jawab kami.
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan tangan dia ke dalam bejana, seketika itu air memancar deras dari sela-sela jari jemari dia seperti mata air, kami segera minum & berwudhu dengan air itu.”
Jabir ditanya, “Berapa jumlah sahabat waktu itu?” Jabir menjawab, “Seandainya jumlah kami seratus ribu, pasti air itu mencukupi kami. Ketika itu jumlah kami seribu 5 ratus orang.” (HR. Bukhari)
Kesimpulan yg ingin kami sampaikan, bahwa terdapat air yang lebih mulia dibandingkan zam-zam, yaitu air yg keluar berdasarkan jemari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Demikian…
Allahu a’lam.
Sumber: konsultasisyariah.Com